Begini Cara Terbaik Menyikapi Virus Corona Menurut Pandangan Islam

PASIEN virus corona (COVID-19) di Indonesia mencapai 227, naik 55 dari sebelumnya hanya 172 orang. Lalu bagaimana sebaiknya seorang Muslim menyikapi ini?
Dikutip dari laman Suara Muhammadiyah pada Kamis (19/3/2020), Ustadz Setyadi Rahman dalam khutbahnya mengatakan pandemi virus corona mesti dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan FirmanNya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ، وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً، وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ. (الأنبياء: 35)
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’ [21]: 35).
Lebih lanjut sikap terbaik menghadapi ujian berupa serangan virus korona itu yakni:
Pertama, berikhtiar menghindarinya dengan memperhatikan hukum kausalitas Sunnatullah. Misalnya, kita harus mencuci tangan ketika akan makan atau minum atau baru datang dari bepergian.
Kedua, kita bertawakkal sepenuhnya kepada Allah setelah berikhtiar. Bahkan kita yakin sepenuhnya atas usaha sungguh-sungguh pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Hal ini sebagaimna firman Allah SWT:
“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal. Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Qs Ali Imran: 59-60).
Ketiga, jangan melupakan Allah SWT sebagai pencipta virus Corona. Kita mohon pertolonganNya. Sebab, pandemi Covid-19 akan musnah dengan cepat jika Allah menghendakinya. Karena itu, mari kita berdoa kepada-Nya disertai kesabaran dan istiqamah mengerjakan sholat, serta diiringi keyakinan akan dikabulkan Allah SWT.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Qs. Al Baqarah: 186)
Dalam hadits disebutkan, “Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).